Minggu, 17 Juli 2016

Tingkat Akhir dan Interstellar

Hi there !

It took me so long to write this post .  sebenarnya mungkin karena niatan nulisnya udah ada lama tapi karena terpendam cukup lama jadi lupa apa aja poin poin pentingnya. Hhehe.. Jadi mungkin pengantar dari paragraf ini bisa didahului dengan salah satu perkataan kakak kelas saya (kalau tidak salah waktu saya tingkat tiga) : “Tugas Akhir itu sesuatu banget, maksudnya mungkin dengan segala cara Tuhan pasti nunjukkin ke kamu apa aja pembelajaran yang emang belum kamu ketahui sebelum kamu lulus,”

Anyway, selama tingkat akhir tuh rasanya Tuhan banyak sekali menegur saya dengan cara-Nya sendiri. baik ketika saya mengerjakan TA atau dalam kehidupan lain-lainnya. Saya rasa Tuhan dan Pak Kadarsah tidak akan ikhlas kalau misalnya ada mahasiswanya yang lulus dengan gampang gitu aja hahaha. Mulai dari ngerjain TA, saya ga lolos aplikasi S2, terus dengan berat hati rasanya saya bisa bilang antara April sampai dengan Juni merupakan kepengurusan Kantor Berita yang paling bikin capek dan down serta paling banyak kritik buat saya, dan beberapa tetek bengek lainnya. Terus pas mau nulis gitu tiba tiba inget film interstellar. Apa aja beberapa hal yang bisa buat saya mikir kaya gitu??? wkkww here comes the lists :

1. Skenario Tuhan selalu skenario paling baik


Bisa dibilang dan saya harus mengakui kalau porsi planning dalam TA saya itu kecil, walau dia adalah bagian analisis yang menjawab tujuan dan judul TA saya. Kebanyakan porsi analisis saya habiskan untuk mengolah citra satelit yang yeuu… itu bisa dibilang kerjaannya anak geodesi.  Jadilah bagian planning dalam TA saya ada pada analisis perencanaan skenario. Belajar teknik perencanaan skenario itu ternyata minimal kita bisa bikin 4 skenario dengan dua factor trend. Haha .. intinya ada skenario optimis, skenario moderat 1, skenario moderat 2, dan skenario pesimis.

Ternyata walaupun Lindgren dan Holms bikin buku yang tebel buat khusus ngebahas analisis skenario, tetep aja apa yang terjadi dari awal manusia ada sampai kiamat nanti cuma Tuhan yang tahu. Kalau masing –masing skenario punya perumusan strategi, sebenernya manusia juga seharusnya seperti itu.. Kita gabisa selalu berharap yang bagus-bagus aja tanpa punya persiapan buat menghadapi kekalahan .

Seriously, menghadapi kekalahan itu ga semudah yang dibayangkan apalagi jika dibandingin dengan menghadapi kemenangan. When everything didn’t go as your plan, ga sedikit orang yang kecewa dan menyalahkan apapun yang bisa disalahkan, paling parah ya ga berhenti nanya ke Tuhan kenapa harus kita yang dikasi cobaan setelah usaha kita rasa rasanya gabisa lebih maksimal lagi gitu ?

Mungkin jawabannya adalah karena kita masih gatau gimana cara kerja tangan Tuhan dalam mengatur hidup kita. Manusia bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Manusia punya pensil, tapi Tuhan punya pensil dan penghapus. Tapi sebagai seseorang yang hanya mempunyai pensil dan hanya bisa berencana, sepertinya itu ga menjadikan seseorang bisa bebas berburuk sangka sama Tuhannya sendiri. Sebenarnya kalau di Al-Quran, sudah dijamin kalau misalnya Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat umatnya. Aheheh.. jadi kalau misalnya lain kali jatuh lagi karena hal yang berbeda, harusnya gaperlu takut karena memang itu sudah saatnya kita gagal dan belajar, dan sebenarnya Tuhan sedang menghindarkan kita dari sesuatu yang lebih buruk yang belum kita bayangkan

“Not a leaf does fall but by His knowledge” (Surah Al-Anam verse 59)
 “And that man shall have nothing but what he strives for and that his striving shall soon be seen. Then he will be rewarded with a complete reward”  (Surah An-Najm verse 39-41)

2. Passion to push yourself :"

We used to look up at the sky and wonder at our place in the stars, now we just look down and worry about our place in the dirt.” (Cooper in Interstellar)
Do not go gentle into that good night; Old age should burn and rave at close of day. Rage, rage against the dying of the light.” (Dr. Brand in Interstellar)


Quotes pertama dari Cooper yang singkat tersebut sebenarnya menginterpretasikan (uduh) pandangan dia bagaimana kebanyakan orang (di film tersebut, yang sepertinya post-apocalypse) memandang hidup. Bagaimana orang-orang kebanyakan kekurangan ambisi dan passion untuk mengisi hidup mereka. Sebenarnya saya juga masih gangerti kenapa Cooper, dari sekian orang yang bisa dan mungkin gapunya dua anak yang harus ditinggalkan seperti dia, lebih milih untuk ikut dalam perjalanan yang akhirnya masih belum jelas bisa balik ke bumi lagi apa enggak. Tapi Cooper bukan tipe orang yang akan duduk diam leha-leha dan menunggu hidup berakhir begitu saja. Dia masih percaya kalau misalnya ada harapan dibalik keadaan bumi yang waktu itu sudah tidak layak lagi dihuni. He wants to make something out of it and seek out his purpose. How to live your life ? Not necessarily a happy life, but just a meaningful life J

Selesai saya sidang pertama ada kakak kelas yang bilang kaya gini ke saya, “Sebenernya yang penting TA kamu itu sesuai sama passion kamu dan kamu harus bangga sama TA kamu sendiri, malah lebih bagus lagi kalo kamu bisa lanjutin TA kamu di pekerjaan kamu abis lulus nanti”. Jujur aja pertamanya sebenernya saya juga pesimis TA saya bisa selesai juli karena memang olah datanya sulit, saya gapakai survey primer jadi gabisa minta bantuan temen-temen dan mesti banyak nanya temen yang CRS Geodesi ITB. Untung saya punya temen-temen baik J dan akhirnya saya bisa menyelesaikan TA saya juga yang saya pikir impossibru pertamanya dan saya kepikiran nyewa orang aja apa ya buat ngolah petanya. Akhirnya , akhirnya Alhamdulillah ya Allah dengan izin-Mu bisa wkwkkw.

Orang bisa bilang ambisius itu bukan sebuah sifat yang baik. Ambisius dalam menentukan tujuan sasaran malah bisa bikin penelitian ga kelar kelar hahahah (Zulkaidi, 2015) eh tapi tapi mungkin passion sama ambisi missal kesukaan kita sama salah satu bidang tersendiri itu bisa bikin kita bertahan di saat rasa jera menghadang wkwkw. Hmm… ya kalo sampai pada tingkat menghalalkan berbagai cara buat dapetin tujuan sih ya memang udah ga bener. Hanya saja, sekarang kalau dipikir-pikir memang punya tujuan itu penting. Maksudnya kita bukan segumpal daging hidup yang tiap hari berjalan ke sana kemari tanpa ada sesuatu yang kita kejar atau pengen kita raih kan ?. Saya sendiri juga gabisa bilang sih kalau saya bisa bilang tujuan hidup saya setelah lulus ini itu ini itu. I’m not better than rest of the people in defining my life and my purpose of life. Tapi paling enggak kita punya satu tujuan atau cita-cita yang bikin kita semangat buat kerja, kuliah lagi, melakukan voluntary action atau apalah. They are something that light up our lives  atau kalau orang Prancis bilang "raison d’etre" .

3.       3. Instict and Gut

Kalau ini dari temen saya sendiri : “Kata hati itu emang bisa salah jem, tapi rasanya lebih salah lagi kalau nggak ngikutin kata hati,” – seorang teman.
Murphy’s law doesn’t mean that something bad will happen. It means that whatever can happen, will happen.” –Cooper?

Percaya deh, ga ada suara yang lebih jujur dan lebih mengerti diri kita sendiri selain kata hati kita sendiri. Sebenarnya, Hukum Murphy yang asli tuh kaya gini :“If something bad can happen, it will happen,”, mungkin Cooper nggak pingin anaknya berpikir sesuatu yang negatif makanya dia memodifikasi sedikit kata katanya menjadi sesuatu yang lebih positif dan lebih memberikan harapan. Sebuah cara memandang hidup yang unik sebenernya wkwk.

Kadang sebenernya saya tuh ngerasa kalau misalnya sesuatu yang buruk akan terjadi , saya udah berfirasat sebelumnya. Misalnya saya nunggu pengumuman atau apa saya sering nebak sepertinya saya akan ada di posisi ini atau sepertinya jawabannya iya atau jawabannya tidak (terutama untuk hal-hal yang saya sering pikirn). Gatau sih ini kepedean berlebihan apa enggak, entah itu membuat saya berprasangka sesuatu yang baik atau buruk, saya selalu percaya kata hati saya. Yah dan menurut saya sih ga salah salah banget, kalo mungkin saya jatuh ya memang mungkin usaha saya kurang, sudah saatnya saya jatuh atau memang belum saatnya. Kalau Tuhan bilang “iya” untuk permintaan saya berarti memang amanah selanjutnya setelah doa saya terkabul bisa saya pegang saat itu. Above all, Intuition is your inner speak you should listen to it.

  
yea itu tiga hal sebenernya yang saya pikirin jaman-jaman tingkat akhir dan entaah kenapaa saya ngerasa kalo misalnya film interstellar ituu bener bener nyambung ama yang saya pikirin waktu itu. (jujur sih sebenernya keluar dari bioskop itu kaya masih bengong bengong mikir ini film maksutnya apaaa gitu wkwkw tapi ini film tuh bener bener bikin mikir banget deh, a pure genius ! ). Kayaknya sampai sekarang, Cooper masih jadi karakter favorit saya hehee karena pemikiran-pemikir annya dan saya sukaa banget kalau ada orang yang ngebahas film ini. wkwk udah ah segitu aja, see ya in another post