Minggu, 27 Januari 2013

Bad Luck Gara-gara Gaptek

malam ini saya menyadari satu hal : gaptek itu dosa di ITB

Saya terbiasa pakai google chrome, karena dari awal beli laptop ini juga bawaanya udah google chrome. Sebenernya ada sih firefox cuma entah kenapa tiap dibuka selalu ga muncul-muncul. oke saya biarin aja gitu itu firefox dan masalah gabisa dibukanya sampai sekarang. Sampai sekarang dan saya kena batunya.

Kemarin waktu rapat redaksi awal tahun. Kita-kita para reporter junior diajarin langsung caranya ngepublish artikel lewat dapurreporter, jadi ga kayak dulu lagi yang ngirim kompresan artikel plus gambar ke email pimpinan redaksi. dan kabar buruknya adalah, website itb.ac.id/dapurreporter itu harus dibuka lewat mozilla firefox. Ohmy Ohmy ... akhirnya jadilah saya malam itu bingung sendiri gimana. Soalnya udah berusaha nge-uninstall juga ga bisa bisa. Hari juga udah malem untungnya saya mau publish berita feature yang deadline nya lumayan bisa diatur, jadi saya pinjem laptopnya Stacy temen kosan buat buka itu web. Setelah saya melakukan cara-cara yang udah diajarin kemarin waktu rapat redaksi, dengan hati hati memindahkan word ke notepad terus ke web, akhirnya text nya corrupt ! tulisannya "didn't support xml" . Saya coba ga dicopas dulu ke notepad langsung dari word gabisa, dari notepad juga gabisa.argh sebel banget deh kenapa pada kongsian gini sih nyebelin semuanya. Saya udah coba berkali kali dan gabisa , terus saya juga gaenak kalo kelamaan minjem laptop. Saya sms reporter senior dan akhirnya dia mau bantuin saya , uhuu baiknya

Tapi jem. Jangan buat kamu manja ! besok sorenya saya langsung ke BEC buat benerin leptop. Selain itu saya juga penasaran kenapa windows gallery saya task nya selalu muncul task install nya dan beberapa ketakutan saya kalau leptop saya tercinta ini sudah terjangkiti virus yang akut. Siang menjelang sore saya tiba di BEC, langsung capcus ke vaio center dan menumpahkan segala keluh kesah saya ke mas-mas yang terlihat seperti teknisi di toko itu.

"Oh ini.. sebenarnya virusnya udah ga ada, tapi ini bawaan virus dari software lama yang udah kamu hapus sekarang. ga berbahaya sih tapi gabisa ilang kecuali install ulang windowsnya "

glek.

"Oh ya.. ini juga data nya belum dipartisi baru ada C doang, selama ini nyimpen di doc ya ?"

glek.

"Antivirusnya pakai apa? rajin diupdate gak ?"

glek. glek . glek.

Ampun lah maaas. udah udah install ulang aja dah windowsnya, apapun berapapun untuk leptop saya tersayang, saya gak bisa hidup tanpa dia. Dia hadiah orangtua saya naik tingkat duaa hikshiks. maaf ya selama ini saya lalai merawat kamu padahal kamu udah berbuat begitu banyak untuk saya. Kamu udah membantu saya ngelewatin semester tiga, begadang nulis dan baca'' blog, bikin cerita atau berita, baca onepiece.. hiks. Saya berjanji akan merawat kamu dengan baik habis ini. hikshiks


proses nyembuhin Mojo (nama leptop saya) memakan waktu tiga jam. Saya habisin buat window shopping gadget di BEC yang bikin saya ngiler, beli crepes isi nutella dan ke gramedia, yiha !. Pergi ke toko buku emang seakan bikin gatau diri isi dompet. Saya beli sebuah buku, yang saya rasa cocok sama apa yang saya pikirkan akhir-akhir ini, besok saya tulis reviewnya yak kalo ada waktu. Setelah membayar saya balik ke BEC, masnya belum selesai tapi ga apa-apa saya jadi bisa liat leptop-leptop display yang lain dan nanya-nanya dikit tentang sony vaio. ituloooh ada tombol 'assist' buat recovery data tapi saya pikir saya masih bingung buat apa dan makenya waktu kenapa.

merogoh kocek yang cukup dalam.. tapi gak apa-apa, kalo gak gini kan saya gak bakal belajar buat ngerawat kamu jo, :* . Balik kosan saya langsung nyobain ni leptop, buka facebook dan ...

LAGI LAGI !
ada virus chat fb yang dia pakai akun saya buat ngirim link gajelas ke beberpa fb temen saya. Ih saya mulai kesel, gamau lagi urusan sama virus-virus, capeek. saya kalap googling gimana sih ngeberhentiin itu virus fb dan saya donlot anti-malware. ganti lagi password fb saya jadi 24 karakter dan baru saja saya ganti seminggu yang lalu. Kalau masih kayaknya saya harus ke comlabs ITB deh, sekalian nginstall microsoft office.

Herkh. apa semester sepan saya ambil matkul pilihan di STEI yang ngebahas virus-virus gitu yah , tau sih ada apa egak. tapi kesel juga kalo ngurusin virus fb kayak gitu, gak sekali dua kali juga itu virus ngirimin link link ga jelas. Hah pokoknya ini harus jadi bahan pembelajaran, jangan sampai kayak gitu lagi deh. Dunia maya emang jahat, jangan sembarangan klik klik link ga jelas atau blog yang nawarin aneh aneh. Soalnya biasanya dapet itu virus dari blog yang pengen naikin trafficnya dengan nyusup ke account orang dan pake itu account buat nyebarin link blognya dia. Hati hati, ikuti perkembangan teknologi, dan waspadalah, waspadalah, waspadalaaah !!!!

Kamis, 24 Januari 2013

Jejak Langkah



1 "...Hanya sayang dia mengembarai Eropa keluar-masuk salon-salon kaum elite Prancis dan Belanda dan Belgia, untuk jadi besar sebagai satu pribadi, tetapi tidak menyebabkan sesuatu perbaikan bagi bangsanya sendiri. Orang bilang, dia pulang ke Hindia bukan lagi sebagai Pribadi dan guru bagi bangsanya. Dia telah berubah jadi bukan-Pribumi dan bukan guru sebangsanya."

2 "Ilmu-pengetahuan, Tuan-tuan, betapapun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebatnya manusia--dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu, Tuan Jenderal ?"


Jenderal Van Heustz mengangguk tanpa suara.


3. .. orang Belanda muda yang berperawakan atlit itu ternyata berpikiran keras dan tidak segan membongkar kecurangan-kecurangan raksasa yang diderita sebangsaku. Aku menggeletar, tak mampu menerangkan bagaimana perasaanku pada waktu itu. Aku belum apa-apa, aku tidak apa-apa.


"Korupsi bukan sesuati yang asing di Hindia terutama sekali di kalangan pembesar Pribumi " Van Kollewijn terpaksa menjawab "Bukankah begitu, Tuan Jendral ?"


4 "Asal kau tahu, itu kau yang kuhadapi sekarang ini. Sekarang ini. Asal kau tahu, itu yang membikin kau jadi anakku yang sengsara seperti ini. Ah, anakku, kan sudah berkali-kali kukatakan : belajarlah berterimakasih, belajarlah bersyukur, anakku. Kau, kau, berlatihlah mulai sekarang, Nak, berterimakasihlah, bersyukur pada segala apa yang ada padamu, yang kau dapatkan dan kau dapat berikan. Impian takkan habis-habisnya. Belajarlah berterimakasih, bersyukur, sedang kiamat masih jauh."


Suaranya yang lemah-lembut menderu menyambarnyambar, lebih perkasa dari petirnya para dewa, lebih ampuh dari mantra semua dukun, suara dari seorang ibu yang mencinta 


5 "Itu penyakit Eropa. Kan lebih baik kau belajar mengingat orang lain juga? Jangan, jangan bicara dulu. Dulu kau sendiri penah bercerita, buat orang Eropa, terimakasih adalah bunga bibir, Tak ada hati yang mengucapkan. Engkau telah menjadi seperti itu, Nak. Aku takkan lupakan cerita-ceritamu itu, Yang pandai ingin lebih pandai dan yang kaya ingin berusaha lebih kaya. Tak ada yang berterimakasih dalam hati. Hidup diburu-buru unutk menjadi yang lebih. Kan kau sendiri dulu yang bercerita pada Bunda? Mereka semua orang menderita : keingina, cita-cita sendiri, jadi raksasa radiraja. Masih ingat ?"

6 "Menurut pendapatku," tulis surat itu, " tak ada satu bangsa di dunia bisa terhormat bila wanitanya ditindas oleh pria seperti pada bangsaku, dan bila kasih sayang hanya pada bayi saja. Setiap orang dengan khidmat akan dengarkan tangis bayi pada pertama kali mereguk udara. Setelah itu si bapa tidak mempedulikannya lagi, sedang si ibu, begitu si bayi mulai dapat merangkak, kembali menjadi hamba dari suaminya. Kadang aku menjadi habis pikir, bagaimana sesungguhnya gambaran pria demikian tentang kehormatan, dan di mana dia meletakkanya, maka bangsanya menjadi tidak terhormat karenanya ?


...
Beberapa kutipan dari buku Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer yang ingin sekali saya tulis.Bahwa sebenarnya keegoisan manusia untuk maju sendiri, tanpa membawa perubahan berarti untuk sekitarnya diceritakan Pram sudah ada dalam diri seorang Minke pada zaman pergerakan awal. Zaman di mana kala itu Hindia merupakan tanah jajahan Belanda tanpa memiliki sesuatu  untuk melawan penindasan. Pun jika ada barulah seorang inisiator (diceritakan sebagai mantan dokter keraton Jawa), yang pada kenyataanya tentu tidak bisa berdiri sendiri. Dia harus berkumpul, berserikat, dan mendirikan organisasi. Minke yang baru sadar akan perjuangan berat yang menantinya akhirnya mendirikan Syarikat Priyayi, inisiator koran mingguan Medan Prijaji. Gebrakan pergerakan melawan penindasan yang dilakukan Minke, yang diceritakan merupakan gebrakan pionir dalam sejarah tersebut merupakan jurnalisme. Media massa kali itu, mampu menyentuh hati pribumi nusantara dan menjadi tempat peraduan perlakuan-perlakuan tidak adil yang mereka alami. 

Pernah suatu saat, koran tersebut mendapat kritikan dari sahabat Minke, Ter Haar seorang belanda karena hurufnya yang terlalu besar, akan lebih baik jika dikecilkan agar tampilan muka koran lebih enak dipandang. Lalu diceritakan, bahwa pada saat itu pribumi banyak yang belum mampu membeli kacamata. Mengecilkan huruf tentu akan menyulitkan pembaca pribumi yang merupakan sasaran utama dicetaknya Medan Prijaji.

Mungkin saat itu Minke tidak mengangkat senjata untuk mempertahankan tanah airnya. Tapi dia menggunakan apa yang dapat dia lakukan dengan maksimal untuk kepentingan tanah airnya. Dari tulisan-tulisannya juga rakyat jelata kala itu memiliki kesempatan membela diri dari perlakuan sewenang-wenang kaum elite Belanda. Kita tidak harus melawan kekerasan dengan kekerasan, Minke membuktikan dia mampu melawan dengan tulisan. 

Pram, penjara juga tidak mampu mebuatnya berhenti menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karnyanya dilarang dan dibakar.

Buku ini dan ketiga buku lainnya dari tetralogi Pulau Buru sudah selayaknya dibaca oleh kaum generasi muda sekarang ini. Saya sendiri serasa 'tersengat' membaca beberapa untai kata dari Pram. Sehebat-hebatnya kamu di negeri orang, tempat kembali kamu ya hanya satu, Indonesia.

mengutip lagi dari buku yang sama,
"... Tugas dokter pribumi bukan saja menyembuhkan tubuh terluka dan menanggung sakit, juga jiwanya, juga hari depannya. Siapa akan melakukannya kalau bukan para terpelajar?
dan bukankah satu ciri manusia modern adalah juga kemenangan individu atas lingkungannya dengan prestasi individual? Individu-individu kuat sepatutnya bergabung, mengangkat sebangsanya yang lemah, memberinya lampu pada yang kegelapan dan mata yang buta."


sumber gambar : google.com

Kamis, 17 Januari 2013

I Turn to You


When I'm lost in the rain
In Your eyes I know I'll find the light
To light my way, when I'm scared losing ground
When my world is going crazy You can turn it all around
And when I'm down You're there pushing me to the top
You're always there giving me all You've got

For a shield, from the storm for a friend, for a love
To keep me safe and warm, I turn to You
For the strength to be strong, for the will to carry on
For everything You do, for everything that's true, I turn to You

When I lose the will to win
I just reach for you and I can reach the sky again
I can do anything 'cause Your love is so amazing
'Cause Your love inspires me
And when I need a friend You're always on my side
Giving me faith taking me through the night

For a shield, from the storm, for a friend, for a love
To keep me safe and warm, I turn to You
For the strength to be strong and for the will to carry on
For everything you do I turn to You

For the arms to be my shelter through all the rain
For truth that will never change for someone to lean on
But for a heart I can rely on through anything
For the one who I can run to , I turn to You "



i know, actually it was some lyrics from Christina Aguilera's song 'I Turn to You'. but that song was really touching even when i heard that song in the first time (i was a child), such a deep meaning it had. I don't know who *or what kind of person, i would be nor where i would be, but i know for sure that Allah will chose what's the best for me. in the end, i would like to turn this song into my prayer , everyday. 

Thank You for being my shield through all the rain and storms
Thank You for always being on my side, giving me faith 
Thank You for the strength to make me strong 
and last,
Thank You .. for always listening to my selfishness, my Rabb .


Sabtu, 12 Januari 2013

Prioritas

Bener bener lagi random banget, tanpa sengaja melihat status teman saya :

oh oh oh...


pasti ada suatu saat, dimana semua kerjaan rasanya numpuk dan ga peduli seberapa capek dan bingungnya kita. Bahkan mau milih yang mana dulu buat dikerjain aja rasanya udah capek duluan. Kalau kayak gitu pasti ntar ujung-ujungnya balik ke pertanyaan "yah..... yang mana dulu yang emang kamu prioritasin ?"


kemarin waktu wawancara, ada pertanyaan gini "Kalau misalnya suatu hari nih, kamu jadi ketua acara atau penanggung jawab di suatu acara himpunan kamu, dan ternyata di tempat ini kamu juga jadi ketua. Kamu bener-bener dibutuhkan di kedua tempat tersebut dan nggak bisa setengah setengah datengnya. Mana yang kamu pilih ? "

Pertanyaan paling sulit jujur aja. "Saya gak akan milih posisi di mana hari pelaksanaanya berbarengan gitu sih kak, jadi memang hal seperti itu gak mungkin pasti udah saya rencanain jauh-jauh hari, "

"Yah.. itu kan idealnya. Saat itu ya kondisinya seperti itu kamu udah gabisa milih-milih lagi "

Oke, saya tahu wawancara ini gak akan selesai kalau saya jawabnya enggak konkret gitu. Akhirnya saya jawab menurut kata hati saya. Kalau mungkin jawabannya menurunkan penilaian untuk saya tidak apa-apa. Yang penting saya sudah berusaha jujur paling tidak untuk diri saya sendiri. Dari pertanyaan itu saya juga sadar, keadaan gak bisa selalu menyesuaikan dengan diri kita sendiri. Mungkin keadaan seperti itu, jadi ketua acara dalam dua hari bersamaan, tidak pernah terpikirkan akan terjadi. Tapi sekarang pertanyaanya apa yang akan kita lakukan kalau keadaan seperti itu benar-benar terjadi, bukan bagaimana cara mencegah keadaan tersebut terjadi. Dunia kerja yang profesional pasti juga kayak gitu, mereka gak pingin jawaban yang abu abu. Kalau gak hitam ya putih. Buat apa mereka mempekerjakan seseorang yang gak bisa memprioritaskan kantornya?

Itu sih sakleknya, tapi gak berarti juga kita harus terkungkung cuma dalem satu organisasi aja. Semakin banyak organisasi kan semakin banyak pengalaman. Balik lagi ke masalah bagi waktu dan prioritas. Sebenernya dari berbagai tempat yang membutuhkan kewajiban kita, paling tidak kita harus punya satu yang bener-bener kita prioritaskan. Dengan begitu akan lebih memudahkan kita kalau emang worst casenya keadaan seperti di atas tadi benar-benar terjadi. Dasar memilih prioritas juga harus dipikirkan baik baik. Sewaktu tugas NGT buat ngobrol-ngobrol sama warga, saya kebetulan ketemu dan ngobrol dengan kakak NIM saya yang 2009, Kak Khairun Rizki "Yang penting itu kalian berada di tempat yang tepat, kalau memang di tempat lain mungkin unit mungkin paguyuban atau masih banyak lainnya kalian lebih dibutuhkan, jangan ragu buat ngambil posisi tersebut, apalagi kalau memang di sini (*HMP) udah ada orang yang lebih tepat untuk diamanahi tugas" hmmm bisa bisa .

Selain itu, ada juga yang namanya loyalitas. "Loyalitas itu di atas prioritas " kata teman saya, Fasa. Mau seberapa banyak kegiatan yang diikutin, kalau emang dasarnya udah loyal sama sesuatu pasti kita baliknya ke dia juga, secara ga sadar dan segimana apapun keadaanya kalian dia yang jadi prioritas utama. 

Perbuatan yang sedikit namun benar dan bermanfaat lebih utama daripada perbuatan yang banyak namun tidak benar dan tidak bermanfaat. Al Quran dan Sirah memberi gambaran bagaimana mementingkan kualitas dalam setiap amalan, juga dalam pembentukan pribadi. 
"Ada orang yang meninggal sebelum ajalnya, karena tidak bermanfaat usianya, namun ada orang yang masih hidup setelah ajalnya, karena manfaat ilmu dan amal sholehnya, dan keturunannya."

Kalau memang kita bisa mengembangkan diri dan menghasilkan sesuatu yang lebih berkualitas di tempat lain, kenapa tidak ? berani beda itu baik c:

Rabu, 02 Januari 2013

Note de vancances #3

Kerjaan sewaktu liburan menjelang semester 4 : buka ol akademik yang bisa dianalogikan dengan buka kulkas. Udah tau belum ada isinya masih aja dibuka buka
Ayolah bapak ibu dosen, tidak baik loh jadi deadliner (kayak sendirinya enggak)