Minggu, 08 April 2012

Sie Jin Kwie di Negeri Sihir


Tanggal 25 maret 2012 lalu tepatnya , saya bersama beberapa biusers 2011,2010, dan 2009 berkesempatan menonton gratis pertunjukan salah satu kelompok teater yang terkenal mempunyai reputasi cukup bagus di negeri ini, Teater Koma, yuup beruntung sekali bukan ?  Pertunjukannya berjudul “Sie Jin Kwie di Negeri Sihir “ yang digelar di Gedung Taman Ismail Marzuki dan dimulai pukul 19.30 waktu setempat. Hmm penasaran kenapa kita bisa seberuntung itu mendapatkan tiket pertunjukan sekaliber teater koma dengan gratis alias gak bayar ? hehe ini asal muasal sebab musababnya :

sekitar dua minggu sebelumnya salah satu kakak kelas saya sebut saja Kak Hylda mengepost suatu sayembara di group biusers. Intinya, tersedia beberapa tiket gratis nonton teater Sie Jin Kwie dengan syarat mengirimkan essay tentang kebudayaan daerah masing masing minimal sekitar 5 halaman. Sebenarnya saya juga sedikit ragu saya bisa mendapatkan tiket tersebut, karena H-3 deadline pengumpulan essay saya baru mengirim essay tersebut ,heehe sebenarnya sudah selesai seminggu sebelum deadline sih, tapi entah mengapa mungkin karena kesibukan tekpres, uts, praktikum,tugas, dan lain lain saya baru bisa mengirimkan essay tersebut hari kamis. Anyway, Alhamdulillah ternyata lolos dan berangkatlah kami berenambelas minggu siang menuju jakarta . yaaaaaaaaaay!

Sampai di TIM kira kira waktu maghrib, kami bertemu dulu dengan Mbak Wulan beserta beberapa relawan lainya untuk makan malam . FYI, Kak Wulan ini adalah ketua harian BIUS sekarang, dan karena beliaulah kami berenambelas bisa mendapatkan tiket tersebut dan sampai di Jakarta dengan keadaan sehat walafiat utuh tanpa cacat sedikitpun . terimakasih mbak wulan dan segenap jajaran relawan lainya. ( ´ ` )

Langsung capcus ke dalem gedung TIM. Awal pertunjukan dimulai dengan sekelompok prajurit yang  menari-nari, tapi gerakanya seperti mereka sedang perang (saya sih nangkepnya begitu ), dan seorang dalang datang menjelaskan secara singkat cerita sebelum “Sie Jin Kwie di Negeri Sihir”. Yup ternyata kisah Sie Jin Kwie ini merupakan trilogi dan pertunjukan yang akan kami tonton adalah penutupnya . Walaupun tidak menonton dari awal, penjelasan dalang tersebut cukup simpel dan mudah dimengerti jadi setidaknya saya tidak begitu kesusahan mengikuti alur cerita( ̄ー ̄).

Sie Jin Kwie ini adalah pemimpin balatentara negara Tang yang berperang ke Barat . Dengan mudahnya di bawah arahan Jendral perang Sie Jin Kwe pasukan negara Tang menaklukan tiga kota pertama, tetapi begitu mereka mulai menyerang kota keempat, mereka harus berhadapan dengan Soupotong sang Jendral Utama Tartar. Soupotong berhasi melukai Sie Jin Kwie dengan racunnya dan menyebabkan Sie Jin Kwie sakaratul maut sementara. Dikisahkan jiwanya melayang ke akhirat .

Di kota akhirat dia bertemu dengan dua orang penjaga buku langit. Sebelum dikembalikan ke dunia nyata , Sie Jin Kwie diberi penglihatan masa depan oleh kedua penjaga tersebut, diceritakan bahwa nantinya Sie Jin Kwie akan bertemu dengan putranya yang sudah lama meninggal (jadi inget cinta f*tr* nih) yang bernama Sie Teng San dan putranya inilah yang akan membantu menyembuhkan luka, diramalkan pula bahwa nantinya Sie Jin Kwie akan meninggal di tangan putranya sendiri. Jejejejeng .

Usut punya usut, dulu sewaktu Sie Teng San berumur 12 tahun , dia hobi banget memanah burung belibis. Tapi suatu saat ketika Sie Teng San sedang berburu, ada panah nyasar (err kalo di Indonesia mah adanya peluru nyasar) yang mengenai dia, Sie Teng San meninggal di TKP. Tragisnya, panah tersebut berasal dari Sie Jin Kwie yang tak lain tak bukan adalah ayah nya sendiri. Kasihan sekali nasibmu wahai Sie Teng San,

Namun ternyata ada seorang Dewa yang berbaik hati menghidupkan kembali Sie Teng San dan mengangkatnya menjadi murid, Dewa Onggo namanya . 12 tahun Sie Teng San berguru denganya , akhirnya Dewa Onggo melepasnya dan berpesan untuk membantu Sie Jin Kwie membuyarkan kepungan Soupotong dan menyembuhkan luka Sie Jin Kwie. Setelah menemui keluarganya, Sie Teng San menuju ibukota negara Tang dan membantu menyembuhkan Sie Jin Kwie, karena Sie Jin Kwie ternyata menderita luka cukup parah maka posisi Jendral Perang sementara digantikan oleh Sie Teng San .

Sementara itu , di saat bersamaan rupanya Hwa Lin Hoa, putri panglima Jendral Tartar yang baru kembali dari pertapaannya diramalkan oleh gurunya ( Dewi Lisanseng ) bahwa ia akan berjodoh dengan Sie Teng San dan menjadi pasangan abadi setelah melewati berbagai macam rintangan hidup. Rasanya memang mustahil kalau mereka bisa berjodoh karena keduanya berasal dari dua negara yang saling bermusuhan, tetapi Hwa Lin Hoa yang selalu menaati perintah gurunya tersebut percaya aja sama ramalan gurunya. Keluarganya muntab setengah hidup mendengar keputusanya untuk menikah dengan Sie Teng San, dan berujung pada pertengkaran yang menewaskan ayah dan kedua saudara laki laki Hwa Lin Hoa, dan kini keluarganya hanya tinggal ibunya yang setia mendampingi Hwa Lin Hoa.


Pertemuan pertamanya dengan Sie Teng San, jauh dari kata romantis kalau saya bilang. Saat itu malah Sie Teng San sudah mempunyai dua istri, ditambah Sie Teng San naik pitam karena dia mengira Hwa Lin Hoa menggoda dia (ceritanya memang Sie Teng San ini laris banget, direbutin banyak cewe.susah yah jadi orang cakep ) padahal mereka tahu sendiri seperti apa posisi mereka . tapi tak diduga, ternyata Sie Teng San ini lemah akan sihir sodara sodara !, dia seperti boneka kalu sudah terkena sihir, terbengong-bengong dan tidak melakukan pembelaan diri apapun. Tentu saja dalam hal ini Hwa Lin Hoa yang mahir ilmu sihir yang diuntungkan , ditambah dari pihak negara Tang dan Sie Jin Kwie sendiri sangat mendukung pernikahan Sie Teng San dan Hwa Lin Hoa karena dapat memperluas wilayah kekuasaan dan kemampuan sihir Hwa Lin Hoa dinilai akan sangat membantu di medan perang nantinya. Hati Sie Ten Sang melunak dan setuju untuk menikah dengan Hwa Lin Hoa.

Seperti yang diramalkan Dewi Lisanseng, tidak akan semudah itu Sie Teng San dan Hwa Lin Hoa sampai ke pelaminan. Dalam perjalananya, Sie Teng San melanggar sumpah sebanyak tiga kali, menolak dinikahkan satu kali, dan dengan sengaja membatalkan pernikahannya dengan Hwa Lin Hoa dua kali. Sie Teng San harus menerima hukuman dijebloskan ke penjara berulang kali karena ulahnya tersebut, sedangkan Hwalinhoa, meskipun mengalami berbagai hinaan kejam dari orang yang ia cintai, dia tetap saja memercayai ramalan Sang Guru dan memilih bertapa untuk mengusir kesedihanya . Tetapi saat ketiga kalinya Sie Teng San membatalkan pernikahan, hati Hwa Lin Hoa sepertinya sudah remuk redam dan sakit hati dendam kesumat sampai  ke ubun ubun, sebelumnya Sie Teng San melontarkan kalimat yang benar benar membuat Hwa Lin Hoa sakit hati dengan mengatakan bahwa Hwa Lin Hoa adalah wanita penyihir dan tak ada satupun laki laki yang mau menikahi wanita penyihir seperti dia. Malang benar nasib si Hwa Lin Hoa ini, (~_~;)

Seperti biasa, Hwa Lin Hoa pergi bertapa untuk menenangkan diri . Ketika Negara Tang melanjutkan seranganya, mereka bertemu dengan lawan yang cukup kuat dan sakti mandraguna karena menguasai ilmu sihir (seperi Hwa Lin Hoa) , dan malangnya ramalan penjaga buku langit di awal cerita benar, Sie Jin Kwie meninggal karena tidak sengaja terkena panah Sie Teng San . Keadaan menjadi tambah kacau karena Raja kerajaan Tang menyusul kepergian Jendral Sie Jin Kwie. Negara Tang kehilangan banyak petinggi saat itu, dan tahta beralih ke pangeran muda .

Akhir cerita, Sie Teng San menyesali perbuatanya dan memutuskan untuk meminta maaf kepada Hwa Lin Hoa. Dalam perjalananya menjemput Hwa Lin Hoa, Sie Teng San harus berjalan kaki dan sertiap 3 langkah harus berhenti untuk mendoakan Hwa Lin Hoa. Sesampai di negara asal Hwa Lin Hoa, Sie Teng San kembali melamar Hwa Lin Hoa dan akhirnya mereka menikah dan menjadi pasangan yang hidup bahagia, selamanya . TAMAT 

Moral yang dapat saya ambil dari cerita ini adalah :

  1. Menuntut ilmu itu tidak akan pernah cukup, karena kita menuntut ilmu itu seumur hidup. Makanya ada istilah menuntut ilmu, bukan sekedar mencari atau mempelajari ilmu . ini saya dapat ketika Sie Teng San enggan untuk kembali ke dunia manusia karena merasa ilmunya belum cukup .
  2. Sebelum mengurusi hal yang besar, uruslah dulu hal hal skala kecil yang mungkin saja luput dari perhatian kita. Dalam cerita, sebelum mengurusi rakyat atau negara, maka uruslah dulu keluarga kita dengan benar.
  3. Ini nih yang paling menarik, bahwasanya raja itu sudah seharusnya berbuat yang terbaik untuk kesejahteraan rakyatnya , para pemain menyindir kebijakan jalan tol yang dinilai membingungkan dan isu kenaikan bbm yang sedang panas panasnya saat itu. Ternyata seni teater bisa juga digunakan sebagai sarana untuk mengkritik dan menyampaikan aspirasi pada pemerintah.  

Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada segenap relawan bius atas kesempatan ini, dan kepada kakak kakak biusers yang telah menyalurkan informasi ini kepada kami .semoga Tuhan membalas kebaikan kakak kakak sekalian , dan selamat ulang tahun ke-35 untuk TEATER KOMA semoga tidak bosan bosan menampilkan yang terbaik untuk kemajuan dunia pencak silat teater Indonesia. sekali lagi terimakasih untuk semuanya . Salam hangat penuh semangat !! (^_^)(^_^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for comment !